Sabtu, 25 Desember 2021

Gerbang Kota Tolitoli

 Gerbang Kota Tolitoli - Sulawesi Tengah



Merupakan pintu masuk menuju Kota Tolitoli dari Arah Kabupaten Buol Sulawesi Tengah. Terletak di Dusun 1 Desa Tende Perbatasan dengan Desa Lalo Kecamatan Galang Kab. Tolitoli

Rabu, 22 Desember 2021

Jurnal Refleksi Minggu 16 - Modul 2.3.a.10.3

 Jurnal Refleksi Mingguan 2.3.a.10.3

Minggu 16 (Model Driscoll)


What

Pembelajaran modul 2.3. memasuki tahap akhir, yaitu Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata. Pada tahap Demonstrasi Kontekstual, saya melakukan praktik coaching dengan rekan sejawat di sekolah yaitu Ibu Qurrata Ayuni Patahuddin, S.Pd dengan permasalahan mengenai murid di kelas perwaliannya yang kehadirannya kurang di sekolah. Praktik coaching ini sudah melibatkan komunitas praktisi yang ada di sekolah, dimana Ibu Qurrata merupakan salah satu anggota Komunitas Praktisi Pinobalajaran di Sekolah saya. Praktik berlangsung secara informal untuk menggali potensi rekan sejawat sebagai coachee dalam menentukan komitmen diri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada tahap akhir ini, ada sesi elaborasi yang semakin menguatkan pemahaman saya terkait praktik coaching di sekolah kepada guru dan murid.

Pada tahap elaborasi oleh instruktur, Ibu Shirley Puspitasari, saya mendapat tambahan wawasan terkait coaching. Beberapa di antaranya, yaitu Tut Wuri Handayani mindset. Mindset ini menempatkan murid sebagai mitra belajar, mengandung kasih dan persaudaraan, bersifat emansipatif, dan merupakan ruang perjumpaan pribadi. Selain itu juga mendapat wawasan tentang paradigma pendampingan coaching sistem AMONG. Paradigma tersebut meliputi apresiasi, rencana, tulus, dan inkuiri.


So What

Ada perasaan bahagia ketika akhirnya bisa melakukan praktik coaching dengan rekan sejawat. Selain itu juga ada rasa senang ketika mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak di sekolah termasuk komunitas praktisi. Namun, terbesit juga perasaan khawatir apabila ternyata hasil praktik coaching yang saya lakukan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan di sekolah karena menjelang libur semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022. Selain itu, kekhawatiran juga terkait dengan belum bisanya hasil praktik memotivasi diri meningkatkan kompetensi ke depannya.

Saya rasa kesulitan praktek coaching nantinya adalah jika diaplikasikan pada murid di sekolah karena menurut saya menggali informasi atau identifikasi potensi diri pada murid yang sulit karena mereka kurang terbuka atau komunikasi yang masih terbatas. Berbeda dengan rekan sejawat yang sudah pandai berkomunikasi. Namun saya harus tetap mencoba, semoga dapat melaksanakan praktek Coaching kepada murid dengan baik dan berhasil

Now What

Melakukan hal baru membutuhkan kekuatan dan kemampuan. Tidak terkecuali praktik coaching dalam komunitas sekolah. Beruntung saat sesi praktik coaching di sekolah, teman yang berperan sebagai coachee sangat kooperatif. Mungkin akan berbeda jika rekan coachee saya adalah murid. Tentu akan membutuhkan usaha lebih keras lagi dalam menggali potensi dan informasi.

Oleh karena itu, agar lebih untuk itu saya harus belajar. Sesi elaborasi dengan instruktur adalah saat yang tepat untuk menambah pemahaman. Saya meyakini tambahan informasi dari instruktur akan sangat membantu saya nantinya saat harus melakukan coaching kepada murid. Hal baru adalah terkait penerapan coaching sebagai mindset dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya coaching sudah dilakukan, sehingga dengan perubahan mindset dapat menjadikan coaching sebagai pembiasaan.

Pelaksanaan coaching dalam komunitas di sekolah tentu tidak bisa sendiri. Sebagai kegiatan yang kolaboratif, praktik coaching membutuhkan dukungan dari banyak pihak terkait. Bentuk dukungan yang saya harapkan adalah adanya masukan terhadap praktik coaching yang saya lakukan. Selain itu, dukungan berupa komitmen dari rekan sejawat untuk terus terlibat dalam kegiatan coaching. Baik itu sebagai coachee maupun coach. Ini merupakan dukungan utama agar praktik coaching menjadi budaya positif dalam komunitas di sekolah. Dukungan dari pihak sekolah juga sangat dibutuhkan dalam bentuk izin menyelenggarakan coaching maupun penguatan terhadap komunitas yang ada. Selain itu, dukungan dari orang tua berupa peran aktif memberikan laporan terkait permasalahan anaknya selama belajar di rumah.

Rencana selanjutnya adalah melakukan latihan coaching lagi dengan murid sebagai coachee. Hal ini saya lakukan agar setelah selesai mengikuti program ini akan mampu memiliki kompetensi coaching murid yang lebih baik. Sedangkan hal baik yang bisa saya bagi kepada rekan sejawat di sekolah adalah bahwa praktik coaching ini sangat membantu guru dan murid dalam menyelesaikan masalah oleh dirinya sendiri berdasarkan potensi yang dimiliki. Selain itu, dengan adanya jadwal berbagi dalam komunitas praktisi akan membuat praktik coaching ini sebagai budaya positif di sekolah.

 

 

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.2.a.9

 "Tugas Modul 3.2.a.9 - Koneksi Antar Materi" Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya Oleh : Kasmir Syamsudin Male, S....