Kamis, 17 Februari 2022

Tugas Modul 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

Tugas Modul 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran 

 
 Kasmir Syamsudin Male, S.Pd., Gr 
SMP Negeri 5 Bukal  
CGP Angkatan 3 - Kabupaten Buol
 
  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
         Filosofi Pratap Triloka yang berbunyi "Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan menjadi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah membangun teladan) dan Tut Wuri Handayani (Di belakang memberikan dorongan)" memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa seorang guru harus memberikan teladan atau contoh praktek baik kepada murid, salah satunya adalah pada saat melakukan pengambilan keputusan. Cara yang digunakan guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tentunya akan menjadi contoh bagi murid-muridnya. Dalam praktek pengambilan keputusan, seorang guru harus dapat membangun semangat dan memberikan dorongan kepada muridnya dalam menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Pada akhirnya guru  hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan dan kemandirian hidupnya.
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
         Dalam pengambilan suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai  kebajikan yang tertanam dalam diri kita, seperti kejujuran, tanggung jawab, cinta kasih, kepedulian, keadilan, kesetiaan, kebenaran dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut tertanam jauh dalam diri kita, bagaikan gunung es yang hanya terlihat kecil di permukaan air tetapi merupakan bagian yang besar berada di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita ambil.
  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
        Coaching merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting yang harus dimiliki seorang guru dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik pada diri kita sendiri maupun  masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah-langkah TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap suatu keputusan yang kita ambil.
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
         Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Kita dapat menggunakan sembilan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar lawan salah atau merupakan suatu dilema etika yang termasuk permasalahan benar lawan benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru untuk menolak dan harus kembali kepada nilai-nilai kebenaran.
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
       Pengambilan keputusan yang tepat, tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut adalah kondisi yang kita inginkan. Maka untuk melakukan suatu perubahan, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
       Dalam kasus dilema etika, pada dasarnya apapun keputusan yang kita ambil dapat dibenarkan secara moral. Akan tetapi kita perlu memperhatikan prinsi-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Kita harus berfikir hasil akhir dari keputusan kita yang sesuai dengan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking), kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (berpikir berbasis peraturan-rule based thinking) serta kita harus menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sesuai dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking).
  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
        Merdeka belajar merupakan tujuan akhir dari pembelajaran yang kita lakukan. Merdeka belajar berarti murid diberikan keleluasaan untuk mencapai kodrat alamnya (mengembangkan potensinya) tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Guru hanya bertindak sebagai pamong yang memberikan dorongan kepada murid untuk mencapai kebahagiaannya sesuai dengan potensi yang dia miiki. Maka keputusan yang kita ambil tidak boleh merampas kebahagiaan murid atau merampas potensi yang dimilikinya.
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
      Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dan sebagai pamong diibaratkan seorang petani yang sedang menyemai benih. Benih tersebut dapat tumbuh subur apabila dirawat, dan dijaga dengan baik. Demikian juga dengan murid, seorang guru bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid sebagaimana petani yang menyemai benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru akan berpengaruh pada masa depan murid.
  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 
  1. Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi keahlian atau keterampilan/skill yang harus dimiliki oleh seorang guru yang harus berlandaskan pada filosofi Pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara dalam kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran.
  2. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
  3. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
  4. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkanh-langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Koneksi Antar Materi Modul 3.2.a.9

 "Tugas Modul 3.2.a.9 - Koneksi Antar Materi" Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya Oleh : Kasmir Syamsudin Male, S....