PERCOBAAN V
PENETAPAN KONSENTRASI SULFAT DI DALAM LARUTAN K2SO4
SECARA TURBIDIMETRI DENGAN ALAT
KOMPENTENSI DASAR :
Menerapkan konsep dasar analisa
turbidimetri pada penentuan sulfat dalam larutan.
DASAR TEORI
Analisa
dengan cara Turbidimetri tidak berdasarkan adsorpsi (penyerapan) sinar
melainkan berdasarkan pristiwa hamburan sinar (light scattering) oleh
partikel-partikel senyawa yang dianalisa yang terdapat dalam larutan.
Apabila sinar tampak masuk ke dalam
medium tembus sinar (misalnya cairan) yang mengandung fase padat berupa
partikel-partikel halus, (suspensi) maka sinar tersebut, setelah berantraksi
sebentar dengan partikel padat, akan
dihamburkan (disebarkan) ke segala arah oleh partikel-partikel itu.
Akibat
hamburan ini maka :
a. Medium (cairan) yang mengandung partikel tersebut akan tampak keruh (“turbid”,tidak jernih) dan
b.
Intensitas berkas sinar tersebut, pada arah rambatannya semula, akan
mengalami pemgurangan (lht gbr : P <
Po). Perlu diperhatikan bahwa pengurangan intesitas berkas sinar
tersebut bukan disebabkan oleh penyerapan (adsorpsi) melainkan disebabkan oleh
hamburan (penyebaran) foton-foton sinar tersebut oleh partikel padat. Bila
berbagai variabel percobaan dijaga konstan, maka besarnya pengurangan
intensitas sinar oleh pristiwa hamburan itu (misalnya dinyatakan dalam P/Po
dari suatu berkas sinar, setelah berkas sinar tersebut mengalami pristiwa
hamburan. Teori pristiwa hamburan sinar ini sebenarnya rumit dan jarang
diterapkan langsung untuk pemecahan masalah-masalah analisa yang khusus.
Penyusunan cara kerja analisa turbidimetri adalah bersifat empirik.
Pengaruh Konsentrasi (C) terhadap
Pristiwa Hamburan
Didalam
suspensi encer suatu senyawa padat, maka besarnya pengurangan intensitas
suatu berkas sinar yang sejajar pristiwa
hamburan, dapat dinyatakan dengan persamaan :
P
= Po e-b.....(1)
Po
= intensitas sinar semula (yang masuk).
P = intensitas sinar setelah melalui jarak b cm
dalam suspensi yang keruh.
e-b= koefisien kekeruhan
(turbidity coefficient) atau “turbiditas”, biasanya berbanding lurus dengan
konsentrasi C dari partikel-partikel penghamburan.
Bila demikian maka :
S = log Po/P = k b
C.........(2)
Dimana k = 2,31/C ; S = turbidans
Persamaan
(2) tersebut yang mirip dengan persamaan Lambert- Beer (tetapi bukan hukum
Lambert Beer), digunakan pada analisa dengan cara turbidimetri.
Dibuat
dulu kurva kalibrasi yang memberikan hubungan antara log Po/P = (S)
dengan C, dengan pertolongan larutan-larutan standar dari senyawa yang
dianalisa
(dengan Po = Pblanko).
Kurva kalibrasi ini digunakan untuk menerapkan konsentrasi cuplikan-cuplikan
yang di analisa.
Pengaruh
ukuran dan bentuk partikel terhadap hamburan
Ukuran
besar dan bentuk dari partikel-partikel padat penghamburan sinar sangat
mempengaruhi besarnya intesitas sinar yang dihamburkan (Po – P),
jadi juga mempengaruhi besarnya P. Pada pembuatan kurva kalibrasi untuk
keperluan analisa turbidimetri harus diusahakan akan ukuran besar dan bentuk
partikel pada berbagai konsentrasi larutan standar dan pada konsentrasi
cuplikan tetap sama (reproducible); yang boleh bervariasi hanya konsentrasi C
saja. Oleh karena itu, maka berbagai faktor percobaan yang mempengaruhi ukuran
dan bentuk partikel penghamburan harus diusahakan tetap (reproducible).
Faktor-faktor yang dimaksud ialah konsentrasi pereaksi, kecepatan dan urutan
mencampurkan pereaksi dengan zat yang dianalisa, lamanya suspensi dibiarkan
(sebelum pengukuran % T) suhu, pH dan kekuatan ion larutan.
Sinar
yang digunakan.
Untuk
menganalisa turbidimetri digunakan sinar putih (sinar tampak). Apabila fase
cairnya berwarna, maka harus dipilih bagian spektrum tampak dimana absopsi oleh
fase cair tersebut minimal.
Larutan
-larutan :
-
Larutan K2 SO4 induk 500 ppm
-
Larutan HCl 2 M
-
BaCl22H2 O (padat)
Alat-alat
-
Spektronic – 20
-
Kuvet
-
Neraca analitik, pH meter atau kertas pH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar