Dengan
meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah sampah yang
dihasilkan setiap rumah tangga semakin meningkat. Penanggulangan sampah secara
tuntas belum dapat dilakukan dan umumnya dibuang pada penimbunan sampah terbuka
atau sanitary landfield. Dalam
menanggulangi pencemaran tanah akibat pemupukan sampah, dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti melalui program 3 R, yaitu Reduce (mengurangi atau
mereduksi sampah yang akan terbentuk), Reuse (program pemakaian kembali sampah
yang terbentuk), dan Recycle (Bahan – bahan yang dapat direcycle atau didaur-ulang).
Saat ini kondisi air di
Indonesia sangat memprihatinkan. Sangat sulit untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. Banyaknya
pemukiman padat penduduk, pabrik-pabrik serta penggunaan bahan kimia yang
menimbulkan pencemaran pada lingkungan, terutama pada air, yang sangat mudah
tercemar. Rusaknya lingkungan kita, mengakibatkan berkurangnya kualitas dan kuantitas
air tanah. Yang membuat bakteri/kuman sangat mudah tumbuh-berkembang.
Pada sebagian besar penduduk
kita menggunakan air sumur yang terkadang di lingkungan sekitarnya banyak
tercemar oleh limbah rumah tangga ataupun pabrik-pabrik ,terutama di lingkungan
perkotaan yang padat penduduk. Hingga jarak antara septick tank dan sumur tidak
memenuhi standar kesehatan. Hal ini sangat berbahaya, karena bakteri-bakteri
dari sampah/limbah dan septik tank akan bercampur kembali dengan air tanah yang
kita pakai dari sumur. Banyak penyakit yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi air
yang mengandung bakyak bakteri, terutama bakteri E-coli , dari sakit perut
ringan hingga diare, disentri, kolera .Juga penyakit kulit seperti jerawat,
gatal-gatal yang disebabkan air yang tidak bersih.Banyak kasus kematian yang
diakibatkan mengkonsumsi air yang tidak bersih, terutama pada bayi , anak-anak
dan para ibu . Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Air secara
alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air
mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap
debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya.
Kemudian air tersebut baik yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu
mengalir menuju berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai
jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya. Selain itu sejumlah
kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon
dioksida akan larut kedalamnya. Oleh karena itu terdapat kesukaran dalam
menjelaskan sifat-sifat kimia dari perairan. Air merupakan pelarut yang sangat
baik bagi banyak bahan. Oleh karena itu badan-badan air/ air permukaan banyak
mengandung bahan-bahan kimia yang terlarut maupun dalam bentuk tersuspensi.
Pencemaran udara adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara
dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Zat-zat pencemar udara terdapat dalam bentuk gas atau partikel (biasanya
sebagai bahan-bahan partikulat). Kedua bentuk zat pencemar itu berada di
atmosfer secara simultan, tetapi seluruh zat pencemar udara 90% berbentuk gas. pembakaran
tidak sempurna. Banyak zat pencemar primer melakukan reaksi dalam atmosfer
menghasilkan zat-zat pencemar sekunder, seperti ozon dengan zat-zat lain
memebntuk kabut fotokimia. Tetes air misalnya, bergabung dengan asam-asam
seperti hidrogen sulfida menghasilkan aerosol asam (partikel-partikel yang
tersuspensi dalam gas).
Hasil Observasi
Judul Kegiatan :
Observasi Keadaan di wilayah Kota Palu
Tempat Kegiatan : Berbagai lokasi di wilayah Kota
Palu
Waktu Pelaksanaan : Bulan Desember 2008
Data Hasil Observasi
Keadaan :
1. Kecamatan Palu Selatan : Tanah subur, pada dataran tinggi, pada dataran rendah tanahnya berupa tanah
liat bercampur pasir.
Air, pada dataran tinggi airnya jernih
karena berasal dari air gunung. Sedangkan dataran rendah airnya mengandung
kapur.
2. Kecamatan Palu Barat : Tanah subur, pada dataran tinggi, pada dataran
rendah tanahnya kurang subur karena banyaknya pasir serta batuan yang berada
dalam tanah.
Air, banyak mengandung kapur dan besi.
3. Kecamatan Palu Timur : Tanah pada dataran tinggi tidak subur karena banyak batu kapur, sedangkan
pada dataran rendah tananhnya subur tapi dekat dengan pesisir pantai.
Air, pada dataran tinggi banyak mengandung
kapur,pada dataran rendah airnya mengandung kapur, banyak besi dan silika.
4. Kecamatan Palu Utara : Tanah, pada dasarnya tanah pada wilayah ini subur
akan tetapi karena kurangnya kadar air dalam tanah sehingga menyebabkan tanah
kurang subur (kering)
Air, baik pada dataran tinggi dan dataran
rendah mengandung kadar kapur yang tinggi.
Secara umum keadaan udara di Kota Palu masih cukup segar dibandingkan di
Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya polusi udara yang dihasilkan
dari kendaraan bermesin dari industri namun suhunya cukup tinggi (di dataran
rendah/pesisir pantai) dan suasananya sejuk dan segar bila di daerah pegunungan
(dataran tinggi).
Tanah
Dari berbagai daerah yang diamati yakni di
empat kecamatan yang ada di Kota Palu,
dapat kami simpulkan bahwa tanah di Kota Palu cukup baik karena banyak
tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh baik. Jika diperhatikan, tanah di daerah kota
Palu agak kering karena kondisi udara di Kota Palu yang cukup panas. Namun
terlepas dari semua itu, dapat dilihat bahwa kondisi tanahnya secara fisik
cukup baik. Warna tanahnya kecoklatan, seperti warna normal tanah. Ada satu
masalah yang perlu diperhatikan di daerah kota Palu menyangkut tanah yaitu
masalah limbah padat atau sampah di jalan-jalan, selokan-selokan, pasar-pasar
atau bahkan di Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang belum tuntas ditangani
sampai hari ini. Salah satu masalah yang mengakibatkan
pencemaran tanah paling besar adalah limbah padat atau sampah. Istilah sampah
diberikan kepada barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau
pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat. Sampah
merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti sampah
dapur maupun bahan-bahan berbahaya yang banyak dibuang oleh pabrik dan rumah
tangga yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang maupun yang tidak dapat
didaur ulang.
Dengan meningkatnya populasi penduduk di
setiap daerah/kota maka jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga
semakin meningkat. Penanggulangan sampah secara tuntas belum dapat dilakukan
dan umumnya dibuang pada penimbunan sampah terbuka atau sanitary landfield.
Secara umum komposisi dari sampah di setiap kota
bahkan negara hampir sama, yaitu; kertas dan katun (± 35%), logam (± 7%), gelas
( ± 5%), sampah halaman dan dapur (±
37%), kayu (± 3%), plastik, karet dan kulit (± 7%) dan lain-lain (± 6%).
Dampak negatif dari sampah-sampah tersebut
dapat terjadi di tempat penampungan sementara (TPS) yang terdapat di setiap
wilayah seperti di setiap RW atau kelurahan, pasar dan sebagainya maupun di
tempat pembuangan akhir (TPA). Dampak negatif di TPS biasanya dalam bentuk bau
yang kurang sedap karena terjadi penguraian secara anaerob, kumpulan lalat di
atas sampah yang dapat menimbulkan berjangkitnya penyakit dan estetika. Tempat
pembuangan sampah akhir (TPA) dalam bentuk penimbunan sampah terbuka akan
menimbulkan dampak negatif yang lebih besar selain bau yang tidak sedap yang
berasal dari penguraian secara anaerob dari kompoenen-komponen sampah, seperti
gas H2S, NH3, CH4 juga dapat terjadi rembesan
dari proses ”leaching” logam-logam berbahaya kedalam air tanah atau sumber air.
Untuk menanggulangi pencemaran tanah akibat
pemupukan sampah, dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti melalui program
3 R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
Program Reduce, artinya
mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk. Hal ini dapat dilakukan
pada ibu – ibu rumah tangga kembali kepola lama yaitu membawa keranjang belanja
pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah akan
berkurang (tereduksi).
Program Re-use adalah program
pemakaian kembali sampah yang terbentuk seperti penggunaan bahan – bahan
plastik / kertas bekas untuk benda – benda souvenir, ban bekas untuk pot bunga,
kursi taman, loyang tempat penampungan air, dan sebagainya.
Program Recycle, agak berbeda
dengan kedua program di atas. Dalam hal ini, sampah sebelum digunakan perlu
diolah ulang terlebih dulu. Bahan – bahan yang dapat direcycle atau
didaur-ulang seperti kertas, plastik bekas, pecahan – pecahan gelas atau kaca,
besi atau logam bekas, dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar
dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos.
Untuk pemisahan sampah dapat dilakukan
dengan cara memisahkan sampah organik biodegradable
seperti sampah dapur dan non
biodegradable seperti plastik. Istilah sampah kepada barang – barang atau bahan – bahan buangan rumah tangga
atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat.
Sampah merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti
sampah dapur maupun bahan – bahan berbahaya yang dapat dibuang oleh pabrik dan
rumah tangga yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang maupun yang tidak
dapat didaur ulang. Untuk
pemisahan sampah dapat dilakukan dengan cara memisahkan sampah organik biodegradable seperti sampah dapur dan non biodegradable seperti plastik.
Selain itu dipisahkan antara kertas bekas, gelas aqua, plastik bening, dos,
karung semen, pembungkus rokok dan baygon, yang biasa dikenal dengan nama
Duplek.
Air
Di berbagai daerah yang diamati, yaitu di
empat kecamatan yang ada di Kota Palu kondisi airnya masih dapat digolongkan
baik karena sebagian besar air yang berasal dari sumber-sumber air di Kota Palu
ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan
aktivitas manusia lainnya yang berhubungan dengan fungsi air. Air di kota Palu
dapat pula digunakan sebagai bahan baku air minum, yang berarti dapat
dikonsumsi jika diolah terlebih dahulu, karena sebagian besar dari daerah kota
Palu yang kami amati, kondisi airnya secara fisik, tidak berwarna atau bening,
tidak berbau dan berasa.
Sumber air di kota Palu kebanyakan dari sumur
suntik.
Walaupun kondisi air di kota Palu cukup baik namun
ada beberapa masalah yang kami temui, antara lain :
1. Sebagian besar air di Kota Palu yang telah
diolah menjadi air minum, jika didiamkan 1 malam atau berhari-hari, terdapat
endapan putij pada dasar wadah penampungan, namun rasanya tidak berubah.
2. Sebagian kecil seperti di Kota Palu bagian
selatan, kelurahan Birobuli Selatan khususnya yang kami amti, airnya
kemungkinan mengandung besi karena dapat menimbulkan warna kekuningan pada dinding
kamar mandi dan pada baju putih jika selesai dicuci.
3. Pembuangan sampah di selokan-selokan yang
menyebabkan aliran limbah tidak lancar, sehingga jika hujan deras, air akan
meluap ke jalan-jalan dan sampah-sampah berserakan.
4. Kondisi air laut pantai Talise kurang baik
karena tercemar oleh sampah-sampah dan merupakan tempat membuang limbah-limbah
cair, sehingga kondisi air laut di pinggiran pantai Talise berwarna kecoklatan.
Namun, terlepas dari semua masalah-masalah
tersebut, pantai dan air laut di sungai palu merupakan objek wisata dan sumber
mata pencaharian para petani garam. Kuantitas dan kualitas
air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang
menentukan kesehatan hidupnya. Kuantitas air berhubungan dengan adanya
bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa
organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme yang memegang peranan
penting dalam menentukan komposisi kimia air. Kualitas air yang buruk
disebabkan oleh adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan kandungan
bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Ada keterkaitan yang sangat kuat antara
lapisan air dimana air berada dengan lapisan tanah/lahan dimana keduanya
dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Misalnya, gangguan terhadap hutan menjadi
lahan pertanian atau lahan pemukiman dapat menyebabkan reduksi negative yang
ada diatasnya dan mengurangi proses transpirasi yaitu penguapan air oleh
tanaman. Hal itu dapat mempengaruhi iklim mikro di wilayah tersebut. Air yang
digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.
Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk kota
Palu yang makin bertambah juga sebagai akibat dari peningkatan taraf hidup yang
diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, industri,
rekreasi disamping pertanian.
Air secara alamiah tidak pernah dijumpai
dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun di udara dan jatuh di
permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen,
karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut baik yang
diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju berbagai tempat
yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya
atau zat-zat organik lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat
organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan larut
kedalamnya. Oleh karena itu terdapat kesukaran dalam menjelaskan sifat-sifat
kimia dari perairan. Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan.
Oleh karena itu badan-badan air/ air permukaan banyak mengandung bahan-bahan
kimia yang terlarut maupun dalam bentuk tersuspensi.
Ion kalsium bersama-sama dengan magnesium
dan kadang-kadang ion ferro, ikut menyebabkan kesadahan air, baik yang bersifat
kesadahan sementara maupun kesadahn tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh
adanya ion-ion kalsium dan bikarbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan
jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi :
Ca2+ + 2HCO3- CaCO3 + CO2 + H2O
Endapan putih kalsium karbonat, CaCO3
terbentuk dalam tempat pendidihan air yang mempunyai kesadahan sementara.
Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya
kalsium atau magnesium sulfat yang proses pelunakannya melalui proses
kapur-soda abu, proses zeolit dan proses resin organik.
Air sadah juga tidak
menguntungkan/mengganggu proses pencucian menggunakan sabun. Bila sabun
digunakan pada air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi lebih dahulu dengan
setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat
berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak
memboroskan penggunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan
mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu
proses pembersihan dan pembilasan oleh air. Deterjen mempunyai sifat yang agak
berbeda dengan sabun, detejen dapat menurunkan tekanan permukaan air tanpa
harus bereaksi dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat
dalam air. Oleh karena itu deterjen dapat digunakan pada berbagai derajat
kesadahan air. Sayangnya limbah deterjen kalau masuk ke lingkungan tidak dapat
dihancurkan oleh mikroba. Tapi saat ini industri-industri sudah dapat
memproduksi sejenis deterjen yang dapat dihancurkan oleh mikroba.
Besi adalah salah satu dari lebih
unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung
besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat
menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat linnya serta
menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsnetrasi diatas kurang
lebih 0,31 mg/L. Sifat kimia peraiaran dari besi adalah sifat redoks,
pembentukan kompleks, metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran dari besi
antara fase cair dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan
sulfide. Besi(II) sebagai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+,
merupakan jenis besi yang terdapat dalam air tanah. Karena air tanah tidak
berhubungan dengan oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organik dalam
media mikroorganisme sehingga menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah.
Oleh karena itu, besi dengan bilanagn oksidasi rendah, yaitu Fe(II) umum
ditemukan dalam air tanah dibandingkan dengan Fe(III).
Secara umum Fe(II) terdapat dalam air tanah
berkisar antara 1,0 – 10 mg/L, namun demikian tingkat kandungan besi sampai
sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan dalam air tanah di tempat-tempat tertentu.
Air tanah yang mengandung Fe(II) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak
ada oksigen air tanah yang mengandung Fe(II) jernih, begitu mengalami oksidasi
oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubaha menjadi ion
ferri dengan reaksi sebagai berikut :
4Fe2+ + O2
+ 10H2O 4Fe(OH)3 + 8H+
dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi(III)
oksidasi terhidrat yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu. Besi(II)
dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan sumber air
yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam perairan yang
bersifat basa, tetapi bila ada CO2 maka terbentuk FeCO3
yang tidak larut. Besi(II) dapat membentuk kompleks yang stabil dengan zat
organik pengompleks dan dapat larut dalam air.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah,
kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan
memperoleh buangan dari limbah tambang asam. Kerusakan perairan yang disebabkan
oleh aliran limbah tambang asam ini diperlihatkan dengan penutupan permukaan
air oleh, suatu lapisan yang sangat tipis dari Fe(OH)3 yang bersifat
semigelatin.
Udara
Secara
umum keadaan udara di Kota Palu masih cukup segar dibandingkan di Pulau Jawa.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan
bermesin dari industri namun suhunya cukup tinggi (di dataran rendah/pesisir
pantai) dan suasananya sejuk dan segar bila di daerah pegunungan (dataran
tinggi). Pada umumnya kondisi udaranya panas namun angin tetap bertiup kencang.
Karena udara panas ini,
membuat tanah agak kering dan jika angin bertiup kencang maka debu-debu akan
beterbangan.
Di daerah Kota Palu, pada pagi hari
biasanya terselubungi kabut-kabut tipis. Hujan jarang turun namun jika sudah
hujan maka akan berhari-hari. Definisi pencemaran udara adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan
atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Zat-zat pencemar udara terdapat dalam bentuk gas
atau partikel (biasanya sebagai bahan-bahan partikulat). Kedua bentuk zat
pencemar itu berada di atmosfer secara simultan, tetapi seluruh zat pencemar
udara 90% berbentuk gas. Bentuk-bentuk zat pencemar yang sering terdapat dalam
atmosfer :
Gas :
keadaan gas dari cairan atau bahan padatan.
Embun :
tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara.
Uap : keadaan
gas dari zat padat volatil atau cairan.
Awan : uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi.
Kabut : awan yang terdapat di ketinggian yang
rendah.
Debu : padatan yang tersuspensi dalam udara yang
dihasilkan dari pemecahan bahan.
“Haze” : partikel-partikel
debu atau garam yang tersuspensi dalam tetes air.
Asap :
padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna.
Partikulat bisa berupa padatan atau tetes
cairan yang sangat halus yang disebut “mist”. Partikulat mempunyai bermacam-macam
ukuran, bentuk, densitas, dan susunan kimianya. Sumbangannya terhadap zat
pencemar udara hanya 10%. Banyak zat pencemar primer melakukan reaksi dalam
atmosfer menghasilkan zat-zat pencemar sekunder, seperti ozozn dengan zat-zat
lain memebntuk kabut fotokimia. Tetes air misalnya, bergabung dengan asam-asam
seperti hidrogen sulfida menghasilkan aerosol asam (partikel-partikel yang
tersuspensi dalam gas).
Berdasarkan hasil observasi dan literatur yang ada
dalam makalah ini, maka kami dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tanah di Kota Palu masih cukup subur karena
banyak tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh baik, tanah di daerah kota Palu agak
kering karena kondisi udara di Kota Palu yang cukup panas.
2. Air yang
berada Kota Palu masih dapat digolongkan baik karena sebagian besar air yang
berasal dari sumber-sumber air di Kota Palu ini dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti mencuci, mandi dan meminum serta aktivitas manusia lainnya.
3. Secara umum keadaan udara di Kota Palu masih cukup segar dibandingkan di
Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya polusi udara yang dihasilkan
dari kendaraan bermesin dari industri namun suhunya cukup tinggi (di dataran
rendah/pesisir pantai) dan suasananya sejuk dan segar bila di daerah pegunungan
(dataran tinggi).
DAFTAR PUSTAKA
Sosrodarsono S.1993. Hidrologi untuk Pengairan. Penerbit Paradnya Paramita : Jakarta.
Staf Pengajar Kimia lingkungan.2008. Penuntun
Praktikum Kimia Lingkungan. Tadulako University Press : Palu.
Tim Penyusun.2001. PR Kimia SMA : Hidrosfer. PT.Intan
Pariwara : Klaten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar