Jumat, 06 Juli 2012

Lingkungan Kota Palu


Dengan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga semakin meningkat. Penanggulangan sampah secara tuntas belum dapat dilakukan dan umumnya dibuang pada penimbunan sampah terbuka atau sanitary landfield. Dalam menanggulangi pencemaran tanah akibat pemupukan sampah, dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti melalui program 3 R, yaitu Reduce (mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk), Reuse (program pemakaian kembali sampah yang terbentuk), dan Recycle (Bahan – bahan yang dapat direcycle atau didaur-ulang).
Saat ini kondisi air di Indonesia sangat memprihatinkan. Sangat sulit untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. Banyaknya pemukiman padat penduduk, pabrik-pabrik serta penggunaan bahan kimia yang menimbulkan pencemaran pada lingkungan, terutama pada air, yang sangat mudah tercemar. Rusaknya lingkungan kita, mengakibatkan berkurangnya kualitas dan kuantitas air tanah. Yang membuat bakteri/kuman sangat mudah tumbuh-berkembang.
Pada sebagian besar penduduk kita menggunakan air sumur yang terkadang di lingkungan sekitarnya banyak tercemar oleh limbah rumah tangga ataupun pabrik-pabrik ,terutama di lingkungan perkotaan yang padat penduduk. Hingga jarak antara septick tank dan sumur tidak memenuhi standar kesehatan. Hal ini sangat berbahaya, karena bakteri-bakteri dari sampah/limbah dan septik tank akan bercampur kembali dengan air tanah yang kita pakai dari sumur. Banyak penyakit yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi air yang mengandung bakyak bakteri, terutama bakteri E-coli , dari sakit perut ringan hingga diare, disentri, kolera .Juga penyakit kulit seperti jerawat, gatal-gatal yang disebabkan air yang tidak bersih.Banyak kasus kematian yang diakibatkan mengkonsumsi air yang tidak bersih, terutama pada bayi , anak-anak dan para ibu . Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut baik yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan larut kedalamnya. Oleh karena itu terdapat kesukaran dalam menjelaskan sifat-sifat kimia dari perairan. Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan. Oleh karena itu badan-badan air/ air permukaan banyak mengandung bahan-bahan kimia yang terlarut maupun dalam bentuk tersuspensi.
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Zat-zat pencemar udara terdapat dalam bentuk gas atau partikel (biasanya sebagai bahan-bahan partikulat). Kedua bentuk zat pencemar itu berada di atmosfer secara simultan, tetapi seluruh zat pencemar udara 90% berbentuk gas. pembakaran tidak sempurna. Banyak zat pencemar primer melakukan reaksi dalam atmosfer menghasilkan zat-zat pencemar sekunder, seperti ozon dengan zat-zat lain memebntuk kabut fotokimia. Tetes air misalnya, bergabung dengan asam-asam seperti hidrogen sulfida menghasilkan aerosol asam (partikel-partikel yang tersuspensi dalam gas). 


Hasil Observasi
Judul Kegiatan                     : Observasi Keadaan di wilayah Kota Palu
Tempat Kegiatan                 : Berbagai lokasi di wilayah Kota Palu
Waktu Pelaksanaan             : Bulan Desember 2008

Data Hasil Observasi
Keadaan :
1. Kecamatan Palu Selatan  : Tanah subur, pada dataran tinggi, pada dataran rendah tanahnya berupa tanah liat bercampur pasir.
                                                   Air, pada dataran tinggi airnya jernih karena berasal dari air gunung. Sedangkan dataran rendah airnya mengandung kapur.
2. Kecamatan Palu Barat     : Tanah subur, pada dataran tinggi, pada dataran rendah tanahnya kurang subur karena banyaknya pasir serta batuan yang berada dalam tanah.     
                                                   Air, banyak mengandung kapur dan besi.
3. Kecamatan Palu Timur    : Tanah pada dataran tinggi tidak subur karena banyak batu kapur, sedangkan pada dataran rendah tananhnya subur tapi dekat dengan pesisir pantai.
                                                   Air, pada dataran tinggi banyak mengandung kapur,pada dataran rendah airnya mengandung kapur, banyak besi dan silika.
4. Kecamatan Palu Utara     : Tanah, pada dasarnya tanah pada wilayah ini subur akan tetapi karena kurangnya kadar air dalam tanah sehingga menyebabkan tanah kurang subur (kering)
                                                   Air, baik pada dataran tinggi dan dataran rendah mengandung kadar kapur yang tinggi.

Secara umum keadaan udara di Kota Palu masih cukup segar dibandingkan di Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermesin dari industri namun suhunya cukup tinggi (di dataran rendah/pesisir pantai) dan suasananya sejuk dan segar bila di daerah pegunungan (dataran tinggi).


Tanah

Dari berbagai daerah yang diamati yakni di empat kecamatan yang ada  di Kota Palu, dapat kami simpulkan bahwa tanah di Kota Palu cukup baik karena banyak tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh baik. Jika diperhatikan, tanah di daerah kota Palu agak kering karena kondisi udara di Kota Palu yang cukup panas. Namun terlepas dari semua itu, dapat dilihat bahwa kondisi tanahnya secara fisik cukup baik. Warna tanahnya kecoklatan, seperti warna normal tanah. Ada satu masalah yang perlu diperhatikan di daerah kota Palu menyangkut tanah yaitu masalah limbah padat atau sampah di jalan-jalan, selokan-selokan, pasar-pasar atau bahkan di Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang belum tuntas ditangani sampai hari ini. Salah satu masalah yang mengakibatkan pencemaran tanah paling besar adalah limbah padat atau sampah. Istilah sampah diberikan kepada barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat. Sampah merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti sampah dapur maupun bahan-bahan berbahaya yang banyak dibuang oleh pabrik dan rumah tangga yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang maupun yang tidak dapat didaur ulang.
Dengan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga semakin meningkat. Penanggulangan sampah secara tuntas belum dapat dilakukan dan umumnya dibuang pada penimbunan sampah terbuka atau sanitary landfield.
Secara umum komposisi dari sampah di setiap kota bahkan negara hampir sama, yaitu; kertas dan katun (± 35%), logam (± 7%), gelas ( ±  5%), sampah halaman dan dapur (± 37%), kayu (± 3%), plastik, karet dan kulit (± 7%) dan lain-lain                                  (± 6%).
Dampak negatif dari sampah-sampah tersebut dapat terjadi di tempat penampungan sementara (TPS) yang terdapat di setiap wilayah seperti di setiap RW atau kelurahan, pasar dan sebagainya maupun di tempat pembuangan akhir (TPA). Dampak negatif di TPS biasanya dalam bentuk bau yang kurang sedap karena terjadi penguraian secara anaerob, kumpulan lalat di atas sampah yang dapat menimbulkan berjangkitnya penyakit dan estetika. Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dalam bentuk penimbunan sampah terbuka akan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar selain bau yang tidak sedap yang berasal dari penguraian secara anaerob dari kompoenen-komponen sampah, seperti gas H2S, NH3, CH4 juga dapat terjadi rembesan dari proses ”leaching” logam-logam berbahaya kedalam air tanah atau sumber air.
Untuk menanggulangi pencemaran tanah akibat pemupukan sampah, dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti melalui program 3 R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
Program Reduce, artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk. Hal ini dapat dilakukan pada ibu – ibu rumah tangga kembali kepola lama yaitu membawa keranjang belanja pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah akan berkurang  (tereduksi).
Program Re-use adalah program pemakaian kembali sampah yang terbentuk seperti penggunaan bahan – bahan plastik / kertas bekas untuk benda – benda souvenir, ban bekas untuk pot bunga, kursi taman, loyang tempat penampungan air, dan sebagainya.
Program Recycle, agak berbeda dengan kedua program di atas. Dalam hal ini, sampah sebelum digunakan perlu diolah ulang terlebih dulu. Bahan – bahan yang dapat direcycle atau didaur-ulang seperti kertas, plastik bekas, pecahan – pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas, dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos.
Untuk pemisahan sampah dapat dilakukan dengan cara memisahkan sampah organik biodegradable seperti sampah dapur dan non biodegradable seperti plastik. Istilah sampah kepada barang – barang atau bahan – bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat. Sampah merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti sampah dapur maupun bahan – bahan berbahaya yang dapat dibuang oleh pabrik dan rumah tangga yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang maupun yang tidak dapat didaur ulang. Untuk pemisahan sampah dapat dilakukan dengan cara memisahkan sampah organik biodegradable seperti sampah dapur dan non biodegradable seperti plastik. Selain itu dipisahkan antara kertas bekas, gelas aqua, plastik bening, dos, karung semen, pembungkus rokok dan baygon, yang biasa dikenal dengan nama Duplek.

Air

Di berbagai daerah yang diamati, yaitu di empat kecamatan yang ada di Kota Palu kondisi airnya masih dapat digolongkan baik karena sebagian besar air yang berasal dari sumber-sumber air di Kota Palu ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan aktivitas manusia lainnya yang berhubungan dengan fungsi air. Air di kota Palu dapat pula digunakan sebagai bahan baku air minum, yang berarti dapat dikonsumsi jika diolah terlebih dahulu, karena sebagian besar dari daerah kota Palu yang kami amati, kondisi airnya secara fisik, tidak berwarna atau bening, tidak berbau dan berasa.
Sumber air di kota Palu kebanyakan dari sumur suntik.
Walaupun kondisi air di kota Palu cukup baik namun ada beberapa masalah yang kami temui, antara lain :
1.  Sebagian besar air di Kota Palu yang telah diolah menjadi air minum, jika didiamkan 1 malam atau berhari-hari, terdapat endapan putij pada dasar wadah penampungan, namun rasanya tidak berubah.
2.      Sebagian kecil seperti di Kota Palu bagian selatan, kelurahan Birobuli Selatan khususnya yang kami amti, airnya kemungkinan mengandung besi karena dapat menimbulkan warna kekuningan pada dinding kamar mandi dan pada baju putih jika selesai dicuci.
3.      Pembuangan sampah di selokan-selokan yang menyebabkan aliran limbah tidak lancar, sehingga jika hujan deras, air akan meluap ke jalan-jalan dan sampah-sampah berserakan.
4.      Kondisi air laut pantai Talise kurang baik karena tercemar oleh sampah-sampah dan merupakan tempat membuang limbah-limbah cair, sehingga kondisi air laut di pinggiran pantai Talise berwarna kecoklatan.

Namun, terlepas dari semua masalah-masalah tersebut, pantai dan air laut di sungai palu merupakan objek wisata dan sumber mata pencaharian para petani garam. Kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hidupnya. Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air. Kualitas air yang buruk disebabkan oleh adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan kandungan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Ada keterkaitan yang sangat kuat antara lapisan air dimana air berada dengan lapisan tanah/lahan dimana keduanya dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Misalnya, gangguan terhadap hutan menjadi lahan pertanian atau lahan pemukiman dapat menyebabkan reduksi negative yang ada diatasnya dan mengurangi proses transpirasi yaitu penguapan air oleh tanaman. Hal itu dapat mempengaruhi iklim mikro di wilayah tersebut. Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk kota Palu yang makin bertambah juga sebagai akibat dari peningkatan taraf hidup yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, industri, rekreasi disamping pertanian.
Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut baik yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan larut kedalamnya. Oleh karena itu terdapat kesukaran dalam menjelaskan sifat-sifat kimia dari perairan. Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan. Oleh karena itu badan-badan air/ air permukaan banyak mengandung bahan-bahan kimia yang terlarut maupun dalam bentuk tersuspensi.
Ion kalsium bersama-sama dengan magnesium dan kadang-kadang ion ferro, ikut menyebabkan kesadahan air, baik yang bersifat kesadahan sementara maupun kesadahn tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan bikarbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi :
Ca2+  +  2HCO3-                             CaCO3  +  CO2  +  H­2O
Endapan putih kalsium karbonat, CaCO3 terbentuk dalam tempat pendidihan air yang mempunyai kesadahan sementara.
Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau magnesium sulfat yang proses pelunakannya melalui proses kapur-soda abu, proses zeolit dan proses resin organik.
Air sadah juga tidak menguntungkan/mengganggu proses pencucian menggunakan sabun. Bila sabun digunakan pada air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi lebih dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak memboroskan penggunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu proses pembersihan dan pembilasan oleh air. Deterjen mempunyai sifat yang agak berbeda dengan sabun, detejen dapat menurunkan tekanan permukaan air tanpa harus bereaksi dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air. Oleh karena itu deterjen dapat digunakan pada berbagai derajat kesadahan air. Sayangnya limbah deterjen kalau masuk ke lingkungan tidak dapat dihancurkan oleh mikroba. Tapi saat ini industri-industri sudah dapat memproduksi sejenis deterjen yang dapat dihancurkan oleh mikroba.
Besi adalah salah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat linnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsnetrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/L. Sifat kimia peraiaran dari besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran dari besi antara fase cair dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfide. Besi(II) sebagai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+, merupakan jenis besi yang terdapat dalam air tanah. Karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organik dalam media mikroorganisme sehingga menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah. Oleh karena itu, besi dengan bilanagn oksidasi rendah, yaitu Fe(II) umum ditemukan dalam air tanah dibandingkan dengan Fe(III).
Secara umum Fe(II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 – 10 mg/L, namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan dalam air tanah di tempat-tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe(II) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe(II) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubaha menjadi ion ferri dengan reaksi sebagai berikut :
4Fe2+  +  O2  +  10H2O                       4Fe(OH)3  + 8H+
dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi(III) oksidasi terhidrat yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu. Besi(II) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan sumber air yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam perairan yang bersifat basa, tetapi bila ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut. Besi(II) dapat membentuk kompleks yang stabil dengan zat organik pengompleks dan dapat larut dalam air.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang asam. Kerusakan perairan yang disebabkan oleh aliran limbah tambang asam ini diperlihatkan dengan penutupan permukaan air oleh, suatu lapisan yang sangat tipis dari Fe(OH)3 yang bersifat semigelatin.

Udara

            Secara umum keadaan udara di Kota Palu masih cukup segar dibandingkan di Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermesin dari industri namun suhunya cukup tinggi (di dataran rendah/pesisir pantai) dan suasananya sejuk dan segar bila di daerah pegunungan (dataran tinggi). Pada umumnya kondisi udaranya panas namun angin tetap bertiup kencang. Karena udara panas ini, membuat tanah agak kering dan jika angin bertiup kencang maka debu-debu akan beterbangan.
Di daerah Kota Palu, pada pagi hari biasanya terselubungi kabut-kabut tipis. Hujan jarang turun namun jika sudah hujan maka akan berhari-hari. Definisi pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Zat-zat pencemar udara terdapat dalam bentuk gas atau partikel (biasanya sebagai bahan-bahan partikulat). Kedua bentuk zat pencemar itu berada di atmosfer secara simultan, tetapi seluruh zat pencemar udara 90% berbentuk gas. Bentuk-bentuk zat pencemar yang sering terdapat dalam atmosfer :
Gas      : keadaan gas dari cairan atau bahan padatan.
Embun  : tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara.
Uap      : keadaan gas dari zat padat volatil atau cairan.
Awan   : uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi.
Kabut  : awan yang terdapat di ketinggian yang rendah.
Debu    : padatan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari  pemecahan bahan.
“Haze” : partikel-partikel debu atau garam yang tersuspensi dalam tetes air.
Asap     : padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna.

Partikulat bisa berupa padatan atau tetes cairan yang sangat halus yang disebut “mist”. Partikulat mempunyai bermacam-macam ukuran, bentuk, densitas, dan susunan kimianya. Sumbangannya terhadap zat pencemar udara hanya 10%. Banyak zat pencemar primer melakukan reaksi dalam atmosfer menghasilkan zat-zat pencemar sekunder, seperti ozozn dengan zat-zat lain memebntuk kabut fotokimia. Tetes air misalnya, bergabung dengan asam-asam seperti hidrogen sulfida menghasilkan aerosol asam (partikel-partikel yang tersuspensi dalam gas).



         Berdasarkan hasil observasi dan literatur yang ada dalam makalah ini, maka kami dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.   Tanah di Kota Palu masih cukup subur karena banyak tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh baik, tanah di daerah kota Palu agak kering karena kondisi udara di Kota Palu yang cukup panas.
2.   Air yang berada Kota Palu masih dapat digolongkan baik karena sebagian besar air yang berasal dari sumber-sumber air di Kota Palu ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan meminum serta aktivitas manusia lainnya.
3. Secara umum keadaan udara di Kota Palu masih cukup segar dibandingkan di Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermesin dari industri namun suhunya cukup tinggi (di dataran rendah/pesisir pantai) dan suasananya sejuk dan segar bila di daerah pegunungan (dataran tinggi).


DAFTAR PUSTAKA


Sosrodarsono S.1993. Hidrologi untuk Pengairan. Penerbit Paradnya Paramita : Jakarta.

Staf Pengajar Kimia lingkungan.2008. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Tadulako University Press : Palu.

Tim Penyusun.2001. PR Kimia SMA : Hidrosfer. PT.Intan Pariwara : Klaten.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 3.2.a.9

 "Tugas Modul 3.2.a.9 - Koneksi Antar Materi" Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya Oleh : Kasmir Syamsudin Male, S....